Jakarta, CNN Indonesia --
Insentif mobil listrik impor nan bakal berhujung tahun ini dan diwacanakan pemerintah tak bakal dilanjutkan lagi memunculkan reaksi dari pelaku industri otomotif, salah satunya Chery Indonesia. Menurut perusahaan insentif sebetulnya tetap dibutuhkan untuk menggemukkan pasar EV nan tengah berkembang.
Wang Peng, COO PT Chery Sales Indonesia (CSI), menyampaikan insentif pada dasarnya tak hanya baik bagi pelaku upaya melainkan juga terhadap konsumen Tanah Air. Maka dari itu ada angan pemerintah tak sepenuhnya mencabut kebijakan tersebut.
"Tentunya, jika ada insentif, itu menjadi untung bagi pelanggan, bukan hanya untuk Chery. Karena insentif tersebut membantu menurunkan nilai jual ke konsumen," kata Wang di dealer Jaecoo Mampang, Jakarta Selatan, Kamis (30/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, dia menyebut pihaknya tetap mendukung apa pun keputusan pemerintah ke depan. Sebab konsentrasi perusahaan adalah menyuguhkan produk serta jasa terbaik bagi konsumen Tanah Air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apa pun kebijakan pemerintah ke depan, kami bakal patuhi. Fokus kami tetap menyediakan produk dan jasa terbaik bagi konsumen," katanya.
Wang juga bilang grup Chery telah mempunyai strategi nan tak hanya mengandalkan lini mobil listrik berbasis baterai, tetapi juga kendaraan PHEV alias plug-in hybrid hingga Range Extended Electric Vehicle (REEV). Dengan begitu pihaknya bakal mempunyai semua jenis kendaraan elektrifikasi, serta bisa menyesuaikan beragam skenario kebijakan pemerintah.
"Jadi, kebijakan apa pun dari pemerintah, kami tetap siap dan bakal menyesuaikan," katanya.
Selain menyiapkan lini kendaraan elektrifikasi nan lebih lengkap, dia turut memastikan kepatuhan terhadap kebijakan produksi lokal.
Katanya seluruh produk Chery grup nan dirakit di Indonesia telah memenuhi syarat tingkat komponen dalam negeri (TKDN) lebih dari 40 persen dan targetnya meningkat hingga 60 persen tahun depan.
"Bahkan tahun depan, sasaran kami bisa mencapai 60 persen. Jadi dari sisi kepatuhan terhadap kebijakan lokal, kami sudah siap," ucap Wang.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sebelumnya bilang insentif mobil listrik impor completely built up (CBU) nan sekarang dinikmati enam produsen tak bakal dilanjutkan namalain berakhir pada 31 Desember 2025 sesuai patokan berlaku.
"Tahun ini insyaAllah tidak bakal lagi kami keluarkan izin CBU. Izin CBU dalam konteks skema investasi dengan mendapatkan manfaat," ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang pada September 2025.
Ini artinya tetap ada dua bulan lagi buat para APM dan masyarakat untuk menikmati program nan telah melangkah sejak Februari 2024 tersebut.
Program nan diset untuk tes pasar mobil listrik ini menawarkan insentif berupa bea masuk (BM) nol persen dari semestinya 50 persen dan PPnBM nol persen dari semestinya 15 persen. Sehingga, total pajak nan disetor peserta program ke pemerintah pusat untuk mobil listrik impor hanya 12 persen dari semestinya 77 persen.
Sejauh ini ada enam produsen otomotif nan memanfaatkan program tersebut, ialah BYD Auto Indonesia (BYD), Vinfast Automobile Indonesia (Vinfast), Geely Motor Indonesia (Geely), Era Industri Otomotif (Xpeng), National Assemblers (Aion, Citroen, Maxus dan VW) serta Inchape Indomobil Energi Baru (GWM Ora).
(ryh/fea)
[Gambas:Video CNN]
1 hari yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·