Jakarta, CNN Indonesia --
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (Demul) menyatakan kasus premanisme oleh golongan organisasi massa alias ormas terhadap pembangunan pabrik BYD di Subang, Jawa Barat telah selesai. Ia juga menekankan jika gangguan tersebut merupakan buletin lama.
"Enggak itu buletin lama. Cek saja sekarang sudah sangat aman," kata Dedi di Bandung, Rabu (23/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dedi bercerita gangguan mengenai tindakan premanisme di letak pembangunan pabrik BYD memang pernah terjadi, namun kepolisian dari Polres Subang sudah melakukan penindakan dan penanganan terhadap para pelaku.
"Kasat Sersenya keren banget loh di Subang sekarang. Dicek deh, enggak ada lagi itu premanisme sekarang di sana. Yang, nan jualin Aqua saja udah nyaris enggak ada sekarang. Enggak ada. Itu cerita lama aja," ucapnya.
Dedi menambahkan persoalan pembangunan pabrik BYD di Subang bukan lagi premanisme, melainkan makelar tanah. Karena perihal tersebut dia mengatakan merek China tersebut sekarang terkendala pembebasan lahan.
"Nah, tinggal ada beberapa wilayah nan pembebasan tanahnya tetap terkendala. Sebenarnya Problem di gini loh, problem di Subang itu bukan di premanisme, problem di Subang itu adalah di percaloan tanah," katanya.
"Ada beberapa pihak nan menguasai tanah ya mungkin sudah di DP dulu sama pemiliknya, kemudian dia menawarkan nilai nan sangat tinggi. Ada katanya sih saya enggak tahu dengar langsung ya, ada nan nawarin Rp20 juta per meter, ada Rp10 juta per meter, ada Rp5 juta," sambung Dedi.
Informasi gangguan premanisme pada BYD awalnya disampaikan Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno usai mengunjungi pabrik BYD di China.
Eddy tak mengungkap siapa ormas nan dimaksud, tetapi dia bilang masalah ini tak bisa dianggap sepele. Andai terulang, dia katakan bukan tak mungkin merusak suasana investasi di Indonesia.
"Sempat ada persoalan mengenai premanisme, ormas nan mengganggu pembangunan sarana produksi BYD. Saya kira itu kudu tegas. Pemerintah perlu tegas untuk menangani persoalan ini," kata Eddy di akun media sosialnya.
BYD Motor Indonesia juga sudah merespons berita tindakan premanisme itu, tetapi tak mengiyakan ataupun menyangkal.
Luther T Panjaitan, Head of Marketing PR and Government Relation BYD Motor Indonesia menyebut pembangunan pabrik mereka di Subang tetap melangkah sesuai rencana tanpa kendala.
"Hingga saat ini, seluruh proses persiapan dan pembangunan pabrik melangkah dengan baik," ucap Luther.
(ryh/fea)
[Gambas:Video CNN]