TIPS OTOMOTIF
CNN Indonesia
Senin, 07 Jul 2025 09:20 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Mengganti oli mesin kendaraan sendiri di rumah adalah pilihan irit, tetapi ada satu masalah nan perlu diselesaikan ialah oli bekasnya dibuang ke mana?
Oli jejak bukan limbah sembarangan karena termasuk limbah bahan rawan dan berbisa (B3) nan bisa mencemari lingkungan jika tidak ditangani dengan benar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oli jejak dari mesin kendaraan mengandung unsur aditif kimia, sisa pembakaran, hingga logam berat nan berkarakter korosif. Bila dibuang ke tanah, saluran air, alias hanya ditinggal begitu saja, oli ini bisa mencemari air tanah dan membahayakan kesehatan manusia maupun hewan.
Pemerintah telah mengatur soal pembuangan oli jejak lewat Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Aturannya jelas: oli jejak kudu dikelola oleh pihak nan mempunyai izin resmi sebagai pengolah limbah B3.
Jika tidak punya akses ke pengelola limbah resmi, opsi paling mudah adalah menitipkannya ke bengkel nan bekerja sama dengan pihak pengolah. Bengkel-bengkel besar umumnya sudah mempunyai jalur resmi untuk menyalurkan limbah oli ke tempat daur ulang alias pengolahan ulang.
Bagi nan mengganti oli sendiri di rumah, krusial mempersiapkan wadah penampung nan aman. Gunakan wadah logam alias plastik tebal nan tidak bocor, tertutup rapat, dan tahan terhadap cairan kimia.
Hindari menggunakan botol jejak air minum lantaran berisiko mencemari lingkungan jika pecah alias bocor.
Wadah oli jejak sebaiknya diberi label bertuliskan "Limbah B3" alias "Oli Bekas" agar tidak tertukar. Simpan wadah ini di tempat kering, jauh dari jangkauan anak-anak, serta tidak dekat dengan saluran air alias sumber api.
Oli jejak nan disimpan di rumah juga tidak boleh dibiarkan terlalu lama. Semakin lama disimpan, semakin besar pula akibat tumpah alias bocor nan bisa berujung pencemaran. Segera cari info soal titik pengumpulan oli jejak terdekat dan salurkan ke tempat nan sesuai.
Perlu diketahui, oli jejak sebenarnya tetap bisa didaur ulang jika ditangani secara benar. Di akomodasi pengolahan limbah, oli jejak dapat disaring dan diproses kembali menjadi pelumas baru alias bahan bakar industri. Dengan begitu, jumlah limbah bisa ditekan dan pencemaran bisa dicegah.
Penting bagi pemilik kendaraan untuk memahami bahwa tanggung jawab atas limbah kendaraan bukan hanya urusan bengkel alias pemerintah. Setiap pengguna kudu turut serta dalam memastikan limbah seperti oli jejak tidak mencemari lingkungan.
Membuang oli jejak ke tempat sampah biasa alias membiarkannya mengalir ke selokan bukan hanya melanggar aturan, tapi juga bisa merusak kesehatan masyarakat. Langkah mini seperti memilih wadah nan tepat dan menyalurkan oli ke tempat resmi bisa berakibat besar dalam menjaga bumi tetap bersih.
(job/fea)
[Gambas:Video CNN]