CNN Indonesia
Rabu, 11 Jun 2025 21:00 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Sosial (Kemensos) siap memperbaiki info penerima support sosial (bansos) jika nomor garis kemiskinan dinaikkan.
Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono mengatakan Kemensos tetap menunggu keputusan Badan Pusat Statistik (BPS). Dia berbicara kewenangan menentukan kriteria miskin, miskin ekstrem, dan lain-lain berada di BPS.
"Kalau BPS sudah clear dan dikasih ke kita, ya kelak kita bakal asesmen, bakal pertimbangan ke depannya seperti apa," kata Jabo saat ditemui di di Kantor Kemensos, Jakarta, Rabu (11/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan saat ini penyaluran bansos merujuk Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Kemensos sedang berupaya mentransformasi penyaluran bansos dari nan sebelumnya merujuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Kemensos membuka diri jika ada perubahan, termasuk kenaikan nomor garis kemiskinan. Jabo menilai perihal itu menjadi ranah BPS.
"Kalau ada usulan penaikan parameter segala macam, ya kita tunggu dulu dari BPS seperti apa," ujarnya.
Bank Dunia meningkatkan garis kemiskinan ekstrem menjadi US$3 per hari per orang. Dengan demikian, garis kemiskinan ekstrem bumi sekitar Rp 546.000 per orang per bulan.
Merespons perihal itu, Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Arief Anshory Yusuf mengusulkan garis kemiskinan Indonesia dinaikkan.
Dia menilai garis kemiskinan Indonesia saat ini terlalu dekat dengan garis kemiskinan ekstrem dunia. Garis kemiskinan Indonesia di nomor Rp545 ribu per orang per bulan juga tidak mencerminkan kondisi nyata di masyarakat.
"Menurut saya, idealnya, itu minimal jangan lebih rendah dari standar lower middle income. Standar lower middle income kan Rp765 ribu," ucap Arief saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (11/6).
[Gambas:Video CNN]
(dhf/agt)