CNN Indonesia
Sabtu, 03 Mei 2025 12:45 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Koperasi Budi Arie mengungkapkan delapan tantangan nan dihadapi Koperasi Desa (KopDes) Merah Putih.
"Masa depan aktivitas koperasi ada di tangan seluruh penduduk bangsa. Saatnya kita bergerak dan maju bersama. Delapan tantangan kudu kita atasi bersama. Karena kunci kemajuan dan kemandirian koperasi adalah orang [SDM], organisasi, dan sistemnya kudu bagus dan kuat," ujar Budi dalam keterangan tertulis, Sabtu (3/5).
Tantangan nan pertama, Budi menyoroti rendahnya partisipasi masyarakat dan kesadaran kolektif bakal pentingnya koperasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, persepsi alias gambaran negatif publik terhadap koperasi lantaran sejumlah kasus dan pinjaman online terlarangan berkedok koperasi menjadi salah satu tantangan nan kudu dihadapi.
Tantangan ketiga, koperasi tetap dianggap kurang adaptif terhadap kemajuan teknologi.Skala ekonomi dan potensi setiap desa nan saling berbeda satu sama lain menjadi tantangan nan keempat.
"Kelima, kapabilitas dan kompetensi SDM di setiap desa berbeda," tambah Budi melanjutkan.
Tantangan selanjutnya adalah kemungkinan adanya elite capture dalam pembentukan dan kepengurusan.
"Ketujuh, kemungkinan fraud dalam pengelolaan nan tidak profesional, transparan, dan akuntabel," katanya.
Sementara nan terakhir adalah tantangan mengenai potensi keberlanjutan lembaga dan upaya koperasi ke depan.
KopDes Merah Putih merupakan salah satu program prioritas nan rencananya bakal diluncurkan pada 12 Juli 2025 mendatang berbarengan dengan Hari Koperasi Indonesia.
Program ini dinaungi dasar norma Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025 nan berisi Percepatan Pembentukan Koperasi Desa dan Kelurahan Merah Putih. Inpres telah ditandatangani langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto pada 27 Maret lalu.
Pemerintah menargetkan, sebanyak 80 ribu koperasi bakal berasosiasi menjadi KopDes Merah Putih.
Kemenkop sendiri bakal membikin 80 KopDes Merah Putih percontohan di seluruh provinsi dalam waktu dekat.
"Untuk apa? Agar kami bisa menemukan role model pengoperasian KopDes nan tepat dan kontekstual sesuai dengan karakter wilayah dan desa nan beragam. Karena contohnya ada desa berbasis pertanian dan juga ada desa agro maritim nan pendekatannya pasti berbeda," ujar Budi pekan lalu.
(fby/asr)
[Gambas:Video CNN]