slot gacor hari ini gampang menang manut88 slot dana manut88 link manut88 manut88 login manut88 manut88 link manut88 slot server thailand manut88 manut88 manut88 manut88 link alternatif manut88 manut88 manut88 manut88 manut88 manut88 manut88 manut88 login manut88 login GampangJP

Nguyen Thi Phuong Thao, Wanita Tajir Di Balik Maskapai Murah Vietnam

Sedang Trending 2 jam yang lalu

Jakarta, CNN Indonesia --

Nguyen Thi Phuong Thao adalah salah satu pengusaha wanita terkaya di Vietnam. Tumpukan hartanya salah satunya berasal dari upaya maskapai berbiaya rendah (LCC) Vietjet Air nan sempat viral lantaran pramugarinya mengenakan bikini.

Berdasarkan info Forbes, Minggu (7/12), total kekayaan Phuong Thao menembus US$4,7 miliar alias sekitar Rp79,92 triliun (asumsi kurs RpRp16.650 per dolar AS).

Kekayaannya itu menempatkan Phuong Thao pada ranking ke-860 pada daftar real time orang terkaya Forbes.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas gimana kisah hidupnya?

Dilansir dari beragam sumber, Nguyen Thi Phuong Thao lahir di Hanoi, Vietnam pada 7 Juni 1970. Ia dibesarkan oleh family dengan latar belakang ekonomi nan berkecukupan.

Sejak kecil, kepintaran Phuong Thao sudah terlihat. Tak heran, saat menduduki bangku sekolah dasar dan menengah, dia dikenal sebagai siswi berprestasi.

Di usia 17 tahun, Phuong Thao melanjutkan pendidikan tinggi di salah satu universitas bergengsi di Moskow, Universitas Rusia Plekhanov. Saking pintarnya dia meraih dua gelar sarjana ialah bagian manajemen angsuran finansial dan ekonomi ketenagakerjaan.

Di tahun kedua kuliahnya, Phuong Thao memandang kesempatan dari memburuknya ekonomi Rusia di tengah perang Afghanistan-Soviet. Kala itu, Rusia kesulitan untuk mengimpor peralatan dari negara lain. Phuong Thao pun mendirikan upaya trading beragam komoditas mulai dari karet, produk pertanian, plastik, mesin faks.

Peluang itu berbuah manis. Dilansir Bloomberg, Phuong Thao menjadi jutawan di usia 21 tahun berkah berdagang karet hingga mesin faks.

Ia melanjutkan kuliah hingga meraih gelar PhD dari Universitas Teknologi Kimia D Mendelev Rusia di bagian ekonomi manajemen.

Phuong Thao, nan telah menikah dengan Nguyen Thanh Hung, kembali ke Vietnam pada 1993. Tak lama, keduanya mendirikan perusahaan holding investasi, Sovico Holding (Sovico Group).

Sebenarnya, Sovico Group berinvestasi di banyak sektor. Namun, lini upaya nan terpopuler adalah maskapai penerbangan VietJet Air.

Phuong Thao mendirikan Vietjet Air pada 2007 setelah memprediksi permintaan maskapai murah bakal terdongkrak seiring kemajuan ekonomi.

Maskapai LCC swasta pertama Vietnam itu mulai beraksi pada 25 Desember 2011 dengan melayani rute domestik. Saat diluncurkan, maskapai tersebut sempat viral lantaran pramugarinya mengenakan bikini.

"Anda dapat mengenakan busana apapun nan Anda sukai seperti bikini alias busana tradisional (ao dai). Kami tidak masalah jika masyarakat menilai kami dengan kesan penerbangan bikini, jika mereka senang maka kamipun senang," tutur Phuong Tao, nan menjabat sebagai CEO VietJet Air, dalam petikan wawancaranya dengan Bloomberg pada 2016 lalu.

Dengan tangan dinginnya, Phuong Thao sukses mengembangkan Vietjet Air sebagai maskapai swasta terbesar di Vietnam.

Pada 28 Februari 2017, Vietjet Air resmi melantai di bursa saham Ho Chi Minh. Melalui IPO itu, perusahaan sukses meraup US$167 juta untuk mengembangkan bisnis.

Saat ini, VietJet Air mempekerjakan sekitar 2.000 tenaga kerja dengan total aset melampaui US$2,5 miliar. Per akhir 2025, maskapai ini mengoperasikan sekitar 120 armada nan melayani lebih dari 100 rute, baik domestik maupun internasional.

Selain dari upaya maskapai, Phuong Thao juga meraup kekayaan dari upaya realestat Sovico Group di Dragon City serta tiga resort bintang lima di Vietnam ialah Furama Resort Danang, Evason Ana Mandara Nha Trang and An Lam Ninh Van Bay Villas.

Tak hanya itu, kekayaan Phuong Thao juga berasal dari investasi Sovico Group pada HD Bank hingga perusahaan teknologi.

Phuong Thao dan suaminya mempunyai dua orang anak. Putranya, Tommy Nguyen, kuliah di Universitas Oxford di mana Phuong Thao sempat beriktikad menyumbangkan bantuan pendidikan ke Linacre College hingga 155 juta poundsterling melalui Sovico Group.

"Pendidikan dan penelitian adalah kunci bagi perkembangan dan kesejahteraan umat manusia," ujar Phung Thao saat mengumumkan sumbangan itu seperti dilaporkan Guardian pada November 2021 lalu.

Sayangnya, sumbangan pendidikan itu batal pada 2023 lantaran terjadi keterlambatan pencairan bantuan 50 juta poundsterling pertama dan pemerintah Vietnam membatasi aliran modal keluar.

(sfr)

Berita Hari Ini

Berita Terbaru

Berita Indonesia

Cerita Horor

Pesona indonesia

Kabar Tempo

Liputan berita

Berita Indonesia Terbaru