Jakarta, CNN Indonesia --
Anak sering rewel, susah tidur, alias mudah tantrum? Jangan buru-buru panik, bisa jadi penyebabnya bukan hanya lantaran lapar alias bosan, tapi lantaran kebutuhan tidur anak nan belum terpenuhi.
Sleep Trainer dan Founder MimpiOfficial.id, Dokter Celestina Hardiman mengatakan tidur berbobot bukan hanya soal berapa lama anak tidur, tapi juga tentang gimana rutinitas malam mereka dibangun dengan penuh kehangatan dan kedekatan.
"Banyak riset menunjukkan bahwa tidur berbobot berkedudukan krusial dalam pertumbuhan fisik, perkembangan otak, dan kestabilan emosi anak. Oleh lantaran itu, menciptakan rutinitas sebelum tidur nan baik sangat krusial untuk mendukung tumbuh kembang," kata Celestina dalam aktivitas Playdate Baby HUKI di Jakarta Selatan, Senin (28/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa itu sleep training?
Sleep training adalah metode untuk melatih bayi alias anak agar bisa tidur secara mandiri. Mandiri dalam artian tanpa perlu digendong, disusui, alias ditimang setiap kali hendak tidur alias terbangun di malam hari.
Tujuan sleep training bukan hanya untuk membikin anak lebih sigap tidur, tapi juga mengajarkan mereka gimana menenangkan diri sendiri saat terbangun.
Dalam sleep training, orang tua diajak membangun rutinitas tidur nan penuh cinta. Misalnya, dengan membacakan dongeng sebelum tidur, memijat lembut tubuh anak dengan minyak telon beraroma lavender, alias sekadar berbincang hangat sebelum anak memejamkan mata.
"Semua aktivitas ini merupakan love language orang tua melalui quality time dan physical touch nan memperkuat emotional security si mini dan mengisi tangki cinta mereka setiap hari," jelas Celestina.
Kapan sleep training kudu dilakukan?
Celestina menjelaskan, ada tiga kondisi utama nan menjadi parameter kapan sleep training perlu dilakukan:
1. Atas rekomendasi master ahli anak
Biasanya, sleep training disarankan jika ada indikasi medis tertentu nan memengaruhi kualitas tidur anak.
2. Cara tidur biasa sudah tidak efektif
Misalnya kata dia, anak usia satu tahun nan semestinya bisa tidur panjang, justru sering terbangun acapkali di malam hari, mirip seperti bayi baru lahir. Jika ini terjadi, sleep training bisa menjadi salah satu solusi setelah konsultasi dengan dokter.