CNN Indonesia
Rabu, 11 Jun 2025 20:45 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Pemerintah memerlukan uang Rp1.900 triliun untuk membiayai pembangunan infrastruktur selama periode pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan anggaran penerimaan dan shopping negara (APBN) tidak cukup untuk membiayai kebutuhan itu. Oleh lantaran itu, dia membujuk penanammodal asing untuk bekerja-sama membangun prasarana di RI.
"Untuk memenuhi sasaran 2025-2029, kami memerlukan pendanaan sekitar Rp1.900 triliun. Dengan keterbatasan fiskal pemerintah hanya mencakup sekitar 60 persen, artinya sisanya datang dari pendanaan nan pandai dan kolaboratif," kata Dody pada International Conference on Infrastructure (ICI) di Jakarta International Convention Center (JICC), Jakarta Pusat, Rabu (11/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dody mengatakan Kementerian PU punya 55 proyek kemitraan pemerintah dengan swasta (PPP). Namun, dia mendorong sembilan proyek dengan nilai total Rp90,21 triliun untuk menarik penanammodal asing pada aktivitas itu.
Proyek-proyek itu meliputi Tol Gilimanuk-Mengwi, Tol Pejagan-Cilacap, dan Tol Sentul Selatan-Karawang Barat. Ada pula proyek pengelolaan sampah Manggar di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Selain itu, Dody menawarkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) 5,4 megawatt (MW) di Bendungan Way Sekampung, PLTM 3,32 MW di Bendungan Tapin, PLTM 7,4 MW di Bendungan Leuwikeris, PLTM 3 MW di Bendungan Cipanas, dan PLTM 4,32 MW di Bendungan Karalloe.
"Inilah momen kita. Mari bergandeng tangan dan membangun prasarana nan sangat penting, terutama untuk negara kami Indonesia," ujar Dody menutup pidato.
Pada kesempatan itu, Menteri Koordinator Bidang Infrasruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga membujuk penanammodal untuk mendukung pembangunan Indonesia.
Ada sekitar 46 proyek prasarana nan ditawarkan pemerintah dalam aktivitas itu. AHY berambisi penanammodal bisa berasosiasi dalam proyek-proyek potensial itu.
"Kami menyambut penanammodal global, bukan hanya untuk mendapatkan keuntungan, tetapi juga untuk berkolaborasi dengan kami dalam transformasi jangka panjang," ucap AHY.
[Gambas:Video CNN]
(dhf/agt)