slot gacor hari ini gampang menang manut88 slot dana manut88 link manut88 manut88 login manut88 manut88 link manut88 slot server thailand manut88 manut88 manut88 manut88 link alternatif manut88 manut88 manut88 manut88 manut88 manut88 manut88 manut88 login manut88 login GampangJP

Sejarah Hari Buruh Yang Diperingati 1 Mei Dan Tujuannya

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Setiap tanggal 1 Mei, bumi memperingati Hari Buruh Internasional (May Day), sebuah momen krusial dalam sejarah perjuangan pekerja untuk hak-hak dasar dan keadilan.

Sejarah Hari Buruh berasal dari peristiwa Haymarket di Chicago hingga aktivitas dunia untuk reformasi kewenangan pekerja. Lebih dari sekadar seremoni alias hari libur, Hari Buruh adalah momen nan krusial bagi pekerja global.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebab, ini adalah kesempatan bagi para pekerja untuk menyuarakan aspirasi, mendapatkan pengakuan, dan memperjuangkan hak-hak mereka. Peringatan ini berakar pada sejarah panjang aktivitas pekerja internasional.

Hari Buruh juga kerap diperingati sebagai penghormatan bagi para pejuang nan telah berkorban demi hak-hak pekerja, mengenang perjuangan serikat pekerja untuk kondisi kerja nan setara dan layak.

Sejarah Hari Buruh

Pada 1889, sebuah perkumpulan internasional dari golongan sosialis dan serikat pekerja menetapkan tanggal 1 Mei sebagai hari support bagi pekerja. Penetapan ini juga untuk mengenang Kerusuhan Haymarket nan terjadi di Chicago pada tahun 1886, seperti dikutip dari laman Britannica.

Pada masa itu, banyak perusahaan memberlakukan jam kerja nan sangat panjang dan tidak manusiawi, mencapai 14, 16, apalagi 18 jam setiap harinya.

Kondisi eksploitatif ini mendorong para pekerja untuk melakukan demonstrasi sebagai corak protes dan tekanan agar perusahaan bersedia mengurangi jam kerja menjadi pemisah maksimal delapan jam per hari.

Dalam salah satu tindakan unjuk rasa tersebut, terjadi bentrok nan berujung pada jatuhnya korban jiwa. Seorang pekerja meninggal bumi dan beberapa pekerja lainnya mengalami luka-luka. Tragedi ini terjadi ketika abdi negara kepolisian berupaya membubarkan para demonstran nan sedang menyuarakan aspirasi mereka.

Peristiwa kelam ini kemudian memicu tindakan lanjutan. Pada tanggal 4 Mei 1886, para pemimpin serikat pekerja mengorganisir unjuk rasa di Haymarket Square, Chicago. Aksi ini bermaksud untuk memprotes tindakan sadis nan dilakukan oleh kepolisian terhadap para pekerja sebelumnya.

Demonstrasi di Haymarket Square ini juga dihadiri oleh Wali Kota Chicago saat itu, Carter Harrison. Bahkan, Wali Kota Harrison memberikan kesaksian bahwa tindakan unjuk rasa tersebut berjalan secara damai.

Namun, situasi berubah setelah Wali Kota Harrison dan sebagian besar peserta unjuk rasa meninggalkan lokasi. Sebuah kontingen polisi datang dan memerintahkan sisa massa untuk membubarkan diri.

Tiba-tiba, sebuah peledak dilemparkan ke arah polisi, nan kemudian memicu kerusuhan nan lebih besar. Akibat ledakan peledak dan kerusuhan nan menyusul, tujuh petugas kepolisian tewas, dan diperkirakan antara empat hingga delapan penduduk sipil juga menjadi korban jiwa.

Hingga saat ini, identitas perseorangan nan melempar peledak dan memicu tragedi Kerusuhan Haymarket tetap menjadi misteri dan belum terungkap.

Kendati demikian, pada bulan Agustus tahun nan sama, delapan orang laki-laki nan dituduh mempunyai kaitan dengan aktivitas pemberontak dan dianggap sebagai dalang dari Kerusuhan Haymarket diadili dalam sebuah persidangan. Proses norma tersebut berhujung dengan vonis balasan berat bagi kedelapan terdakwa.

Beberapa tahun kemudian, pada 1890, semangat perjuangan pekerja terus berkobar. Lebih dari 300 ribu orang turun ke jalan dan melakukan tindakan unjuk rasa besar-besaran di London dalam rangka memperingati Hari Buruh.

Momentum ini menjadi tonggak krusial nan kemudian mengukuhkan tanggal 1 Mei sebagai Hari Buruh nan diakui dan diperingati oleh para pekerja di beragam bagian dunia.

Lalu pada 1894, Presiden Amerika Serikat Grover Cleveland menandatangani undang-undang untuk menjadikan Hari Buruh sebagai hari libur resmi Amerika Serikat untuk menghormati para pekerja. Kanada kemudian mengikuti langkah ini tidak lama setelahnya.

Gerakan May Day di beberapa wilayah

Di Eropa, tanggal 1 Mei dulunya berangkaian dengan pagelaran pagan di pedesaan. Namun, makna original hari itu perlahan-lahan digantikan oleh makna modernnya nan berasosiasi dengan aktivitas buruh.

Kemudian di Uni Soviet, para pemimpin mendukung hari libur baru ini. Mereka percaya bahwa hari ini bakal mendorong para pekerja di Eropa dan Amerika Serikat untuk berasosiasi melawan kapitalisme.

Dengan begitu, Hari Buruh menjadi hari libur krusial di Uni Soviet dan negara-negara Blok Timur. Perayaan besar-besaran pun sering diadakan, termasuk parade terkenal di Lapangan Merah Moskow nan dihadiri oleh para pejabat tinggi pemerintah dan Partai Komunis.

Parade ini bermaksud untuk merayakan pekerja dan memamerkan kekuatan militer Soviet.

Di Jerman, Hari Buruh menjadi hari libur resmi pada 1933 setelah naiknya Partai Nazi. Ironisnya, Jerman menghapus serikat pekerja bebas sehari setelah menetapkan hari libur tersebut, nan secara efektif menghancurkan aktivitas pekerja Jerman.

Sejarah Hari Buruh di Indonesia

Di Indonesia, peringatan Hari Buruh secara nasional pertama kali muncul pada masa kolonialisme Belanda, tepatnya tahun 1918. Kala itu, rakyat Indonesia merasakan ketidakadilan dan pemanfaatan di beragam sektor kehidupan.

Kondisi ini mendorong munculnya beragam aktivitas politik dan organisasi pekerja nan berjuang untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat.

Sebagai corak perlawanan terhadap pemanfaatan dan ketidakadilan tersebut, serikat-serikat pekerja di Indonesia melakukan tindakan mogok kerja pada 1 Mei 1918.

Peristiwa ini menjadi tonggak krusial dalam sejarah perjuangan kaum pekerja di Indonesia. Setelahnya, Hari Buruh nyaris selalu diperingati setiap tahun oleh beragam serikat pekerja melalui beragam kegiatan.

Akan tetapi, sejak 1927 hingga masa kemerdekaan, peringatan Hari Buruh menjadi susah dilaksanakan. Hal ini disebabkan oleh kebijakan represif pemerintah kolonial terhadap semua organisasi politik dan tindakan penangkapan aktivis aktivitas pekerja oleh pemerintah pendudukan Jepang.

Barulah pada 1946, peringatan Hari Buruh kembali dirayakan oleh rakyat Indonesia dengan support penuh dari pemerintah.

Kemudian, pada tanggal 1 Mei 1948, pemerintah Soekarno melalui Undang-Undang Kerja Nomor 12 Tahun 1948 secara resmi menetapkan tanggal 1 Mei sebagai Hari Buruh. Keputusan ini menandai pengakuan atas perjuangan dan keberhasilan kaum buruh.

Lebih lanjut, pada tanggal 1 Mei 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadikan Hari Buruh sebagai Hari Libur Nasional melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2013.

Tujuan peringatan Hari Buruh

Hari Buruh Internasional adalah momen nan tepat untuk menghargai dan mengakui sungguh besar kontribusi para pekerja dalam membangun prasarana dan menyediakan jasa krusial bagi masyarakat.

Selain itu, momentum tersebut juga dapat mengingatkan masyarakat bakal perjuangan dan pergerakan pekerja untuk mendapatkan hak-hak mereka serta memperbaiki kondisi kerja.

Di era sekarang, ketidaksetaraan sosial tetap sangat terasa di antara para pekerja, baik di beragam industri maupun negara.

Maka, Hari Buruh bisa menjadi wadah bagi para pekerja ini untuk menyuarakan aspirasi mereka dan meminta para kreator kebijakan serta politisi untuk bergerak menuju keadilan sosial.

(gas/juh)

[Gambas:Video CNN]

Berita Hari Ini

Berita Terbaru

Berita Indonesia

Cerita Horor

Pesona indonesia

Kabar Tempo

Liputan berita

Berita Indonesia Terbaru