CNN Indonesia
Sabtu, 17 Mei 2025 19:45 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve namalain The Fed bakal melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 10 persen tenaga kerja mereka.
Gubernur The Fed Jerome H. Powell mengumumkan rencana itu melalui memo internal ke para pegawai, Jumat (16/5). Sekitar 2.400 orang tenaga kerja The Fed diprediksi terdampak PHK.
"Saya telah mengerahkan kepemimpinan di The Federal Reserve, baik di jejeran majelis hingga di seluruh sistem, untuk menemukan jalan nan berjenjang untuk mengonsolidasikan fungsi-fungsi nan pantas, memodernisasi sejumlah praktik upaya dan memastikan kami dalam corak nan tepat dan bisa menjalankan tugas konstitusi," kata Powell dalam memo nan diterima tenaga kerja The Fed, dilansir New York Times, Sabtu (17/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memo itu juga menyampaikan kesempatan bagi sebagian tenaga kerja mengikuti program pengunduran diri sukarela. Program itu ditujukan kepada tenaga kerja nan mendekati masa pensiun, tetapi terbatas bagi tenaga kerja nan bekerja di Dewan Gubernur The Fed.
Sebelum rencana PHK ini, The Fed dipaksa menghentikan penerimaan pegawai tetap. Hal itu terjadi seiring langkah pemerintahan Presiden Donald Trump menyetop perekrutan pegawai baru di pemerintahan.
The Fed sebenarnya adalah lembaga independen. Secara hukum, mereka tidak bertanggung jawab menuruti perintah dari rumpun lembaga eksekutif.
Jarak The Fed dengan Gedung Putih itu sedang digugat oleh Kementerian Hukum. Mereka berupaya memperluas pengaruh terhadap lembaga-lembaga independen.
Rencana PHK The Fed ini mirip dengan kebijakan bank sentral AS itu pada era Presiden Clinton. Powell pun menyinggung kebijakan itu saat mengumumkan rencana PHK pekan ini.
Pada rapat dengan parlemen Februari lalu, Powell sebenarnya menentang dugaan The Fed mempunyai terlalu banyak pegawai.
"Terlalu banyak pekerjaan, mungkin, tapi tidak terlalu banyak pegawai," ujarnya.
[Gambas:Video CNN]
(dhf/agt)