Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto langsung bertolak ke Amerika Serikat (AS), bertepatan jelang pemisah akhir penundaan tarif Presiden AS Donald Trump.
Airlangga bergerak ke AS usai mendampingi kunjungan kerja Presiden Prabowo Subianto di Brasil. Prabowo menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-17. BRICS adalah blok ekonomi nan diisi Brasil, Rusia, India, China, South Africa (BRICS).
"Saat ini posisi (Menko Airlangga) di Brasil mendampingi Presiden (Presiden Prabowo), tetap teragendakan ke AS," kata Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Haryo Limanseto saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Senin (7/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Betul (membahas negosiasi tarif dengan AS). Tim tetap kerja," tegasnya soal agenda Airlangga di Amerika.
Haryo menegaskan dirinya tak bisa memberikan komentar lebih lanjut mengenai substansi pembahasan kedua negara. Ia hanya menekankan tim negosiasi nan dipimpin Menko Airlangga tetap terus bekerja.
"Semoga Indonesia-US menemukan hasil terbaik," tandas Haryo.
Nasib Indonesia memang tetap belum jelas. Padahal, Vietnam nan merupakan negara tetangga sudah dipastikan lolos dari serangan tarif 46 persen. Presiden Trump disebut sepakat menurunkan tarif impor untuk produk Vietnam menjadi 20 persen.
Di lain sisi, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick dan Menteri Keuangan AS Scott Bessent menegaskan Presiden Donald Trump bakal segera mengumumkan tarif baru menjelang 9 Juli 2025.
"Presiden Trump bakal mengirim surat kepada beberapa mitra jual beli kami, mengatakan bahwa 'Jika Anda tidak bergerak maju, pada 1 Agustus Anda bakal kembali ke tingkat tarif 2 April'. Jadi, saya pikir kita bakal memandang banyak kesepakatan dengan sangat cepat," kata Bessent, dikutip dari Reuters, Senin (7/7).
Trump pertama kali mengumumkan kebijakan tarif resiprokal pada 2 April 2025, di mana Indonesia dihantam 32 persen. Orang nomor satu di AS itu kemudian menundanya selama 90 hari sejak 9 April 2025 untuk membuka ruang negosiasi.
Indonesia sudah melakukan proses negosiasi awal dengan sejumlah anak buah Trump. Namun, belum ada keputusan final nan diumumkan ke publik hingga saat ini.
"Kalau Amerika menyatakan (deadline) 9 Juli (2025), tapi beda 8 (Juli 2025) sama 9 (Juli 2025) kan beda-beda tipis. Pemerintah sudah terus berkomunikasi, baik secara tertulis (maupun langsung). Jadi, kita sudah memberikan Indonesia punya second offer dan ini sudah diterima oleh AS. Kita sudah bicara juga dengan USTR, Secretary of Commerce, dan Secretary of Treasury," kata Airlangga selepas Konferensi Pers Deregulasi di Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Senin (30/6).
"Jadi, tentu tim negosiasi Indonesia standby di Washington. Jadi, jika ada perubahan, ada perihal perincian lagi nan tetap memerlukan penjelasan alias apa, kita bisa segera merespons," sambung sang menko.
[Gambas:Video CNN]
(skt/pta)