Slot gampangJP Slot gacor hari ini manut88 link alternatif manut88 login manut88 link login manut88 manut88 link manut88 alternatif Live chat live chat slot manut88 slot manut88 app manut88 manut88 manut88 manut88 manut88 login Andre dapat skin legend mahjong ways 2 main gates olympus saat istirahat dapat perkalian merah modal pinjam seratus irwat dapatkan maxwin

Dbs Foundation 'impact Beyond Dialogue', Siap Hadapi Populasi Menua

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Jakarta, CNN Indonesia --

DBS Foundation berbareng Bank DBS Indonesia menyelenggarakan obrolan berjudul "Impact Beyond Dialogue - Future-Proofing Indonesia: From Demographic Bonus to Ageing Readiness" guna meningkatkan kesadaran publik bakal pentingnya persiapan sistem sosial dan ekonomi nan inklusif terhadap lansia, sekaligus mendorong kerjasama lintas generasi dan lintas sektor.

Acara dihadiri oleh Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, Group Head of Strategic Marketing and Communications DBS Bank & Head of DBS Foundation Karen Ngui, President Director, Bank DBS Indonesia Lim Chu Chong, Founder Alzheimer's Indonesia & Regional Director Asia Pacific Alzheimer's Disease International DY Suharya, President Director Living Well Seniors Communities Benjamin Cass, Founder Everest Media & Board Member of Mayapada Hospital Grace Tahir, Direktur Utama PT Blue Bird Tbk Adrianto Djokosoetono, Entrepreneur & Content Creator Raymond Surya Chin, serta Senior Anchor/Director CNN Indonesia Desy Anwar.

Group Head of Strategic Marketing and Communications DBS Bank & Head of DBS Foundation, Karen Ngui mengatakan, jika penuaan masyarakat dipersiapkan dengan baik, bisa menjadi kesempatan luar biasa. Impact Beyond Dialogue menjadi langkah DBS Foundation untuk mengubah narasi nan menganggap lansia sebagai beban, menjadi bagian dari solusi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami percaya bahwa setiap individu, termasuk lansia, mempunyai potensi berkontribusi berarti bagi masyarakat. Maka dari itu, prioritas program DBS Foundation saat ini adalah membangun kemitraan dalam menciptakan solusi inovatif untuk mempersiapkan setiap orang menuju masyarakat menua dengan hidup sehat, bermakna, dan penuh martabat, salah satunya melalui Impact Beyond Dialogue," kata Karen.

Perubahan struktur demografi diakui membawa tantangan lintas sektor, namun juga membuka kesempatan strategis dalam pengembangan silver economy, ialah aktivitas ekonomi nan berfokus pada pemenuhan kebutuhan dan pemberdayaan golongan lansia.

Arsip DBSFoto: Arsip DBS

Langkah DBS Foundation ini sejalan dengan info Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2023 nan menyatakan bahwa proporsi lansia meningkat dari 9,78 persen pada 2020 menjadi 11,75 persen alias sekitar 32 juta jiwa.

Pada 2030, diproyeksikan Indonesia bakal resmi memasuki era ageing population dengan lebih dari 14 persen masyarakat berumur di atas 60 tahun. Menjelang puncak Indonesia Emas pada 2045, nomor diperkirakan bakal mencapai 63 juta jiwa, dengan satu dari lima penduduk Indonesia berumur di atas 60 tahun alias setara dengan 20 persen dari total populasi.

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyampaikan apresiasi atas obrolan nan membahas rumor penuaan dalam konteks bingkisan demografi.

"Biasanya, orang membahas bingkisan demografi dari sisi melimpahnya usia produktif. Tapi kali ini, kita juga memandang tantangan penuaan nan muncul secara bersamaan," kata Dante.

Dante menegaskan, pemerintah tidak hanya berupaya meningkatkan nomor angan hidup, tetapi juga kualitas hidup lansia melalui pendekatan HALE (health-adjusted life expectancy). Menurutnya, peningkatan kualitas hidup lansia memerlukan ekosistem nan inklusif, mulai kebijakan nan tepat hingga peran aktif masyarakat dan sektor swasta.

"Life expectancy orang Indonesia saat ini mencapai 72,39 tahun, tapi HALE-nya baru 63 tahun. Artinya, meskipun usia hidup meningkat, nyaris 10 tahun di antaranya belum tentu dalam kondisi sehat," ujarnya.

Hal ini, lanjut Dante, menjadi salah satu prioritas Kementerian Kesehatan, ialah dengan upaya meningkatkan nomor angan hidup, serta memastikan lansia menjalani hidup nan sehat dan berkualitas.

Di kesempatan nan sama, Founder Alzheimer's Indonesia & Regional Director Asia Pacific Alzheimer's Disease International, DY Suharya menilai bahwa pemberdayaan bagi golongan lansia di Indonesia sangat penting, termasuk menghargai potensi dan martabat para lansia.

"Usia 60 ke atas tetap panjang perjalanannya. Mereka kudu diberdayakan, bukan dianggap beban," ujar DY Suharya.

Dia mengakui bahwa strategi nasional mengenai perawatan dan kesehatan lansia sudah ada. Namun, penerapan dan evaluasinya tetap sangat terbatas.

"Strategi nasional sudah ada, tapi penyelenggaraan dan pemantauannya tetap minim. Kita sangat memerlukan sinergi konkret dari seluruh pihak untuk menciptakan akibat nan nyata. Seruan ini menekankan perlunya kerja sama nan lebih kuat antara pemerintah, sektor swasta, organisasi komunitas, organisasi profesi, dan masyarakat luas," papar Suharya.

Inovasi Perbankan Sediakan Layanan Keuangan nan Inklusif

President Director, Bank DBS Indonesia, Lim Chu Chong mengatakan bahwa inklusivitas lansia juga kudu tercermin dalam solusi perbankan dan jasa pengguna bagi nasabah.

"Berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2023, hanya 33,53 persen lansia nan mempunyai tabungan di lembaga keuangan. Data terbaru dari survei kami juga menunjukkan kesenjangan pengetahuan nan serius-meski 74 persen orang Indonesia mengaku mempunyai rencana pensiun, 36 persen generasi muda usia 22-27 tahun tidak tahu langkah memulai perencanaan pensiun," kata Lim Chu Chong.

Temuan survei DBS Ageing Society mencatatkan kejadian mengejutkan, dengan golongan usia 44-59 tahun nan mendekati masa pensiun justru menunjukkan kesiapan perencanaan pensiun terendah (66 persen), lebih rendah dibanding generasi lebih muda dengan 77 persen responden usia 22-43 tahun mengaku sudah punya perencanaan pensiun.

Sebagai kompensasi, golongan usia 44-59 tahun itu tercatat mempunyai strategi investasi nan lebih matang, dengan 52 persen mengandalkan properti, 43 persen kepemilikan bisnis, dan 35 persen pendapatan pasif. Lim Chu Chong menegaskan, perihal ini berbeda dengan generasi muda nan tetap berjuntai pada tabungan konvensional.

"Sebagai bank nan digerakkan oleh tujuan positif, Bank DBS Indonesia berkomitmen mendampingi pengguna di setiap fase kehidupan melalui solusi perbankan nan mendukung kesiapan pensiun hingga perencanaan kekayaan lintas generasi," kata Lim Chu Chong.

"Terlebih lagi, 69 persen masyarakat terbuka untuk bekerja pasca-pensiun, nan mencerminkan pergeseran mindset dari pensiun sebagai akhir pekerjaan menjadi babak baru nan produktif," lanjutnya.

Merespons tren ini, Lim Chu Chong meyakini bahwa sektor finansial mempunyai peran strategis dalam membangun silver economy.

"Dengan menyediakan jasa inklusif, mendorong edukasi finansial, dan menjalin kemitraan dengan sektor kesehatan serta wirausaha sosial, kami mau menciptakan akibat lebih luas. Ke depan, kami bakal mengeksplorasi kerjasama lintas industri untuk merancang produk perbankan nan holistik bagi lansia, agar mereka tetap aktif secara ekonomi, finansial, dan sosial," paparnya.

Seluruh upaya ini sejalan dengan pilar keberlanjutan ketiga Bank DBS Indonesia, ialah Impact Beyond Banking, dalam mencapai tujuan untuk menjadi 'Best Bank for a Better World'.

Diskusi "Impact Beyond Dialogue - Future-Proofing Indonesia: From Demographic Bonus to Ageing Readiness" bisa disaksikan di CNN TV pada Kamis, 12 Juni 2025 mulai pukul 21.00 WIB.

Informasi lebih lanjut mengenai inisiatif DBS Foundation mengenai masyarakat menua alias ageing society, bisa diperoleh di sini.

(rea/rir)