Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyiapkan dua jurus untuk mengebut transformasi industri hijau di tengah krisis suasana global.
Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menyatakan dalam peta jalan emisi nol bersih (net zero emission roadmap) sektor industri, Kemenperin menargetkan penurunan emisi sebesar 31 persen hingga 43 persen pada 2030, serta mencapai NZE sektor industri di tahun 2050.
"Dengan roadmap Net Zero Emission (NZE) sektor industri, kita menargetkan penurunan emisi sebesar 31 persen hingga 43 persen pada tahun 2030 dan mencapai NZE sektor industri di tahun 2050," Riza pada pembukaan Forum Industri Hijau 2025 di Bandung, Rabu (30/4), dikutip dari keterangan tertulis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada dua jurus untuk mempercepat transformasi itu. Pertama, dengan revisi terhadap Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon (NEK).
Kedua, menyusun izin mengenai pengurangan emisi industri nan bakal diberlakukan di tingkat letak akomodasi produksi industri pengolahan.
"Kebijakan ini bakal mengatur pengendalian emisi polutan udara dan pengurangan emisi gas rumah kaca, penetapan pemisah atas emisi gas rumah kaca, sistem perdagangan karbon wajib (Emission Trading System/ETS) sektor industri, serta penetapan nilai karbon mandatory," jelasnya.
Riza mengatakan patokan ini bakal diberlakukan di tingkat letak akomodasi produksi industri engolahan. Menurutnya, persiapan patokan norma ini sebagai komitmen nyata dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.
"Kebijakan ini bakal mengatur pengendalian emisi polutan udaradan pengurangan emisi gas rumah kaca, penetapan pemisah atas emisigas rumah kaca, sistem perdagangan karbon wajib (Emission Trading System/ETS) sektor industri, serta penetapan nilai karbon mandatory," ujarnya.
Demi mewujudkan support terhadap pertumbuhan industri nan inklusif dan berkelanjutan, Kemenperin menggelar Forum Industri Hijau Nasional (FIH) 2025 di Bandung.
FIH tahun ini mengusung tema "Mendorong Implementasi Industri Hijau di Indonesia". Fokus aktivitas ini terletak pada percepatan mengambil teknologi rendah karbon, efisiensi energi, penerapan prinsip ekonomi sirkular, dan penguatan peran Industri Kecil dan Menengah (IKM) dalam ekosistem industri hijau nasional.
Gelaran tersebut menjadi bagian dari The 2nd Annual Indonesia Green Industri Summit (AIGIS) 2025yang bakal diselenggarakan pada tanggal 20-22 Agustus 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC).
"Forum ini menjadi momentum awal dalam membangun konsolidasi, menyampaikan inovasi, dan memperkuat komitmen menuju AIGIS 2025," ucap Riza.
Sebanyak 300 peserta menghadiri FIH 2025. Selain perwakilan perwakilan pemerintah pusat dan daerah, datang pula pelaku industri besar, pelaku industri mini menengah (IKM), pengelola area industri, asosiasi industri, akademisi, hingga lembaga internasional seperti WRI Indonesia dan IESR.
[Gambas:Video CNN]
(dhf/pta)