PEVS 2025
CNN Indonesia
Kamis, 01 Mei 2025 13:51 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Moeldoko menyatakan lagi ketegasannya menyoal gangguan pada investasi otomotif di dalam negeri. Dia juga mengungkap penyebab utama di kembali maraknya kasus dugaan premanisme oleh organisasi masa alias ormas terhadap pengusaha lokal maupun asing kala berinvestasi di dalam negeri.
Gangguan demikian dipahami telah berulang kali terjadi di beberapa sektor industri Tanah Air, termasuk otomotif.
Ia mengatakan banyak gangguan dilatarbelakangi sebuah kepentingan, namun perihal itu tak diuraikannya lebih jauh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya banyak kepentingan," kata Moeldoko ditemui di JiExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (29/4).
Kasus terbaru gangguan ormas pada investasi otomotif Tanah Air sebelumnya dialami oleh dua produsen baru ialah BYD dan Vinfast. Kedua merek itu memperoleh gangguan kala membangun pabrik perakitan mobil listrik di Subang, Jawa Barat.
BYD mendirikan pabrik di area Subang Smartpolitan, Subang, Jawa Barat dengan nilai investasi Rp11,7 triliun. Perusahaan meyakini akomodasi manufaktur itu siap beraksi 2026.
Sementara Vinfast juga telah memulai pembangunan pabrik di Subang dengan biaya tahap awal sebesar US$200 juta alias Rp3,2 triliun sejak 2024.
Pabrik Vinfast itu berdiri di atas lahan lebih dari 100 hektar. Kapasitas pabrik mencapai 50 ribu unit per tahun dengan sasaran penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.000 hingga 3.000 orang.
VinFast menjadwalkan pabrik mulai beraksi pada kuartal IV 2025 untuk memproduksi mobil listrik setir kanan.
Moeldoko melanjutkan gangguan ini tak bisa dianggap sepele lantaran dapat mempengaruhi lapangan pekerjaan di Indonesia. Ia pun mendukung pemerintah dalam memerangi preman berkedok ormas nan mengganggu proses investasi di dalam negeri.
"Intinya adalah lantaran investasi berangkaian dengan angkatan kerja Indonesia nan mencapai 2,5 juta orang setahun. Jadi siapa pun tidak boleh ganggu, makanya saya katakan jika ada preman usik habisin saja. Karena preman ini bakal mengganggu segitu banyak orang nan mencari pekerjaan," ucap mantan Panglima TNI tersebut.
(ryh/fea)
[Gambas:Video CNN]