Jakarta, CNN Indonesia --
Protein adalah salah satu blok gedung utama tubuh. Bahkan tubuh bakal langsung menunjukkan beberapa tanda kekurangan protein jika asupan unsur gizi ini kurang terpenuhi.
Zat gizi ini berkedudukan krusial dalam struktur dan kegunaan otot, kulit, enzim, serta hormon. Tanpa cukup protein, tubuh tidak bakal bisa bekerja secara optimal.
Meskipun kekurangan protein parah jarang terjadi di negara maju, beberapa orang tetap mengalami asupan protein nan sangat rendah. Ini bisa berakibat pada nyaris semua kegunaan tubuh dan menyebabkan beragam masalah kesehatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berapa protein nan dibutuhkan tubuh?
Menurut Dietary Guidelines for Americans 2020-2025, kebutuhan protein harian rata-rata adalah.
- 46 gram untuk wanita dewasa
- 52-56 gram untuk laki-laki dewasa
Tapi, melansir Healthline nomor ini adalah pemisah minimum. Bagi Anda nan aktif berolahraga alias mau membangun massa otot, kebutuhan protein bisa mencapai 1,4-2 gram per kilogram berat badan.
Untuk memenuhi kebutuhan protein, Anda bisa mengandalkan sumber alami seperti:
- Yogurt Yunani rendah lemak (17 gram protein per porsi)
- Dada ayam tanpa kulit (25 gram protein per porsi)
- Kacang hitam (15 gram protein per cangkir)
Lalu, apa saja tanda tubuh kekurangan protein nan patut diwaspadai?
Saat kebutuhan protein tidak terpenuhi, tubuh bakal langsung memberikan sinyal melalui beberapa tanda berikut ini.
1. Edema (pembengkakan)
Salah satu indikasi klasik kekurangan protein adalah edema, ialah kondisi kulit nan tampak bengkak dan lembek. Ini terjadi lantaran rendahnya kadar albumin, protein utama dalam plasma darah nan bekerja menjaga tekanan dalam pembuluh darah.
Ketika albumin rendah, cairan mudah keluar ke jaringan tubuh dan menyebabkan pembengkakan.
2. Masalah kulit, rambut, dan kuku
Kulit kering, rambut rontok, dan kuku rentan bisa menjadi sinyal tubuh kekurangan protein. Protein membentuk dasar struktur kulit, rambut, dan kuku. Ketika asupan protein menurun, pertumbuhan rambut melambat, kulit bisa menjadi pecah-pecah, dan kuku mudah patah.
3. Mudah terserang infeksi
Melansir WebMd, protein sangat krusial untuk membentuk antibodi, komponen utama sistem kekebalan tubuh. Kekurangan protein dapat membikin tubuh lebih rentan terhadap infeksi.
Sebuah studi menunjukkan bahwa atlet dengan asupan protein tinggi lebih jarang mengalami jangkitan saluran pernapasan dibandingkan mereka nan konsumsi proteinnya rendah.