Jakarta, CNN Indonesia --
Di antara beragam golongan darah nan dikenal masyarakat, ada satu jenis nan begitu langka hingga dijuluki golden blood alias golongan darah emas. Jumlah pemiliknya diperkirakan tak sampai 50 orang di seluruh dunia, menjadikannya salah satu kejadian medis paling unik sekaligus penting.
Golongan darah emas ini merujuk pada Rh-null, jenis darah nan tidak mempunyai antigen Rhesus (Rh) sama sekali di permukaan sel darah merah. Kelangkaannya membikin para intelektual sekarang berupaya mengembangkan darah ini di laboratorium demi menyelamatkan lebih banyak nyawa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa itu golongan darah emas?
Rh-null terbentuk akibat mutasi genetik nan sangat jarang. Tak adanya antigen Rh pada sel darah merah membikin darah ini mempunyai karakter nan berbeda dibanding jenis darah lain.
Mengutip NDTV, untuk memahami keunikannya, krusial mengetahui bahwa golongan darah ditentukan oleh keberadaan antigen, protein alias gula pada sel darah merah nan memberi sinyal kepada sistem imun.
Pada Rh-null, seluruh antigen Rh absen. Inilah nan menjadikan darah ini kompatibel dengan nyaris semua golongan darah lain sebagai pendonor.
Meski begitu, Otrock dari Cleveland Clinic menegaskan bahwa istilah golden blood hanya merujuk pada kelangkaannya, bukan berfaedah darah ini lebih 'baik' alias lebih 'murni' dibanding jenis lainnya.
Bagaimana dengan donor?
Pemilik Rh-null sering dianggap sebagai donor universal dalam sistem Rh lantaran darah mereka dapat digunakan untuk siapa saja tanpa memicu reaksi imun akibat antigen Rh. Sebaliknya, mereka sendiri hanya bisa menerima darah dari sesama Rh-null.
Sebagai perbandingan, O Negatif nan juga dikenal sebagai donor universal memang tak mempunyai antigen A, B, maupun Rh-D. Namun darah O Negatif tetap tidak bisa diberikan kepada Rh-null, karena tetap mempunyai antigen Rh lain.
"Inilah nan membikin transfusi bagi pemilik Rh-null sangat berisiko. Jika menerima darah dengan antigen berbeda, tubuh bakal membentuk antibodi dan bisa menyerang darah donor. Transfusi berikutnya bisa sangat berbahaya," jelas Ash Toye, guru besar biologi sel di University of Bristol.
Upaya intelektual menciptakan darah emas di laboratorium
Karena kelangkaannya, para peneliti berupaya menemukan langkah untuk memproduksi Rh-null di laboratorium. BBC melaporkan bahwa para intelektual tengah mencoba menumbuhkan sel darah merah Rh-null dari sel punca (stem cell) nan diprogram ulang.
Penelitian juga mengeksplorasi teknologi penyuntingan gen untuk menghilangkan antigen Rh dari darah biasa, sehingga memungkinkan pemanfaatan Rh-null dalam riset genetika golongan darah dan pengembangan terapi baru.
Pada 2018, Ash Toye menggunakan teknik CRISPR-Cas9 untuk menciptakan sel darah Rh-null. Namun, teknologi tersebut tetap sangat diatur ketat dan belum dapat diterapkan langsung pada manusia.
Saat ini, Toye dan timnya sedang mengerjakan RESTORE, studi pertama nan menguji efektivitas sel darah merah hasil laboratorium ketika ditransfusikan ke tubuh manusia. Sel darah merah ini dikembangkan dari sel punca donor, bukan diambil langsung dari tubuh manusia.
Harapan baru untuk pasien dengan golongan darah langka
Jika penelitian ini berhasil, darah hasil kultur laboratorium berpotensi menjadi sumber persediaan transfusi nan sangat membantu, terutama bagi pasien nan mempunyai golongan darah ultra langka seperti Rh-null.
"Untuk saat ini, mengambil darah donor tetap jauh lebih efisien dan murah. Kita tetap bakal memerlukan pendonor untuk jangka panjang," kata Toye.
"Tapi bagi mereka nan jumlah pendonornya sangat sedikit, keahlian menumbuhkan darah bakal jadi terobosan besar."
Golongan darah emas mungkin hanya dimiliki segelintir orang, tetapi dampaknya bagi bumi medis bisa sangat luas. Jika riset laboratorium ini berhasil, masa depan transfusi darah, terutama bagi mereka dengan jenis darah langka bisa menjadi jauh lebih kondusif dan terjamin.
(tis/tis)
[Gambas:Video CNN]
2 jam yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·