CNN Indonesia
Senin, 03 Nov 2025 21:02 WIB
            PP Nomor 8 Tahun 2025 nan mewajibkan eksportir SDA menyimpan DHE di perbankan nasional dinilai Prabowo belum maksimal dan perlu dikaji kembali.  (Foto: REUTERS/Willy Kurniawan) 
            Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa belum mau membocorkan poin-poin revisi aturan devisa hasil ekspor (DHE) sumber daya alam (SDA).
Menurutnya, revisi ketentuan nan mewajibkan eksportir menyimpan dolar AS di perbankan RI itu tetap dalam pembahasan.
"Ini (aturan DHE SDA) kan sedang dalam diskusi, nan jelas, kelihatannya bakal direvisi sedikit agar lebih efektif," ucapnya dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kantor Bank Indonesia (BI), Jakarta Pusat, Senin (3/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sudah bersurat kepada Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi. Purbaya mau Kemenkeu menjadi pemrakarsa dalam revisi patokan parkir dolar tersebut.
Purbaya mengakui selama ini sudah berbincang dengan stakeholder terkait, ialah Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Namun, ia menekankan tidak bisa membuka obrolan tersebut ke publik.
"Begitu keluar aturannya, kita bakal diskusikan dengan cepat. Sebetulnya sudah didiskusikan dengan BI, OJK, dan LPS. Tapi sebelum itu kita putuskan secara resmi, belum bisa kita umumkan ke publik," ucapnya.
Presiden Prabowo Subianto mewajibkan devisa hasil ekspor diparkir di bank-bank dalam negeri. Kebijakan itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2025.
Bahkan, Prabowo sempat memprediksi hasil dari kebijakan devisa hasil ekspor bisa tembus US$100 miliar per tahun. Sang Kepala Negara mau faedah ekspor tersebut dimaksimalkan untuk kemakmuran rakyat Indonesia.
Akan tetapi, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyebut penerapan DHE belum maksimal. Ia menegaskan Presiden Prabowo meminta jejeran anak buahnya untuk mempelajari kembali kebijakan tersebut.
"Masih ada beberapa nan memungkinkan devisa kita belum seoptimal nan kita harapkan. Makanya itu nan diminta untuk segera untuk dipelajari kembali," ungkap Prasetyo selepas Ratas di Kertanegara, Jakarta Selatan, Minggu (12/10) malam.
[Gambas:Video CNN]
(pta/pta)
        10 jam yang lalu
    
    
            
            
            
            
            
            
            
            
                    English (US)  ·         
                    Indonesian (ID)  ·