CNN Indonesia
Senin, 03 Nov 2025 23:05 WIB
            Pemerintah Provinsi Riau buka bunyi setelah Gubernur Abdul Wahid terseret operasi tangkap tangan (OTT) KPK pada Senin (3/11). (detikcom/Raja Adil Siregar) 
            Jakarta, CNN Indonesia --
Pemerintah Provinsi Riau buka bunyi setelah Gubernur Abdul Wahid terseret operasi tangkap tangan (OTT) KPK pada Senin (3/11). Plt Kepala Dikominfotik Riau Teza Darsa menyatakan Wahid hanya dimintai keterangan, bukan ditangkap.
Pemprov Riau disebut tetap menunggu info lebih lanjut mengenai situasi tersebut. Namun, Teza menegaskan jajarannya menyerahkan sepenuhnya pada proses norma nan bertindak di KPK.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Informasi nan kami dapat, Pak Gubernur hanya diminta keterangan, bukan OTT," kata Teza Darsa seperti diberitakan detikcom, Senin (3/11).
"Untuk perincian kasusnya tentu kewenangan dari teman-teman KPK. Prinsipnya kami komitmen dalam pemberantasan korupsi," ucapnya.
Ia kemudian mengungkapkan Abdul Wahid sempat memimpin rapat di Rumah Dinas Jalan Diponegoro nan diikuti sejumlah dinas dan kepala wilayah sebelum terseret OTT KPK.
[Gambas:Video CNN]
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebelumnya melakukan operasi tangkap tangan (OTT) di Provinsi Riau. Ketua KPK Setyo Budiyanto menyebut OTT nan dilakukan di Provinsi Riau itu mengenai dengan proyek Dinas PUPR.
Dalam operasi senyap itu, KPK menangkap 10 orang nan diduga berangkaian dengan kasus tersebut. Beberapa nan diamankan adalah Gubernur Riau Abdul Wahid dan pejabat dinas PUPR Riau.
KPK belum merinci lebih jauh ihwal identitas para pihak nan diamankan tersebut. Hanya saja, dalam OTT tersebut turut disita sejumlah duit sebagai peralatan bukti.
KPK mempunyai waktu 1x24 jam untuk menentukan status dari para pihak nan diamankan.
(chri)
        7 jam yang lalu
    
    
            
            
            
            
            
            
            
            
                    English (US)  ·         
                    Indonesian (ID)  ·